Refleksi

by - January 26, 2020

Assalamualaikum, myself.

It's been a while since the last time i posted something here. But found out that are sooo crowded out there, i think writing here is a save place for an exhausted soul like me. Well, not that bad anyways.

Lapang dan sempit. Dua kata yang sangat berlawanan, kita tahu. Biasanya kita cenderung memilih lapang. Kamar yang lapang, halaman yang lapang, hati yang lapang, dan waktu yang lapang. Tapi lagi-lagi tidak bisa kita hindari, bahwa kita adalah manusia. Kita tidak tahu banyak, kita lebih sering sok tahu, dan terkadang lupa bersyukur akan beragam nikmat.

Saya membuka dan membaca ulang tulisan-tulisan lama yang saya tulis. Tulisan-tulisan yang lahir di sela-sela jadwal yang saling berhimpitan, tulisan yang hadir ketika kaki sudah sangat kelelahan kesana-kemari, tulisan yang tercipta di atas jalan panjang yang harus ditempuh pergi dan ditempuh pulang untuk menuntut ilmu. Susunan kata, pemaknaan, penggunaan majas, dan segala yang saya baca dari tulisan lama saya, seakan dirangkai oleh orang yang belum pernah saya kenali sebelumnya. Terasa dalam, ringan, gurih, dan manis sekaligus. Membawa saya bernostalgia sambil meneteskan air mata. Dan menyadari betapa tidak tahu menahunya makhluk bernama insan ini. Dia mengira bahwa lapang senantiasa lebih berkah dibandingkan sempit, atas waktu yang pernah dan akan dia miliki. Padahal kesia-siaan sungguh dekat dengan lapang yang tidak dimanfaatkan.

Saya membuka buku catatan lama yang sudah tidak pernah saya gunakan. Halaman pertama, berisi rangkuman kajian dari seorang ulama yang saya datangi setelah seharian beraktivitas di kelas, laboratorium, dan ruang organisasi kemahasiswaan. Tanpa aba-aba, pipi saya hangat dialiri air mata. Mengingat betapa merasa telah melakukan dan mengetahui dan memahami segalanya. Padahal saya paham sekali masih sedikit ilmu yang saya miliki, masih tipiiiis sekali iman di dalam dada, mudah sekali terbolak-balik hati ini dalam memandang dan mendefinisikan nikmat, namun entahlah kesombongan yang mana yang saya pelihara yang sebabkan saya lamaa sekali sudah tidak pernah hadir di kajian keislaman dan seminar keislaman.

Akhirnya beberapa tahun kemudian, akhirnya saya disadarkan oleh penyesalan. Bahwa betapa beruntungnya saya, betapa banyak nikmat yang Allah pinjamkan, lebih dari sekedar nikmat materil. Dan hari ini, saya kira menjadi menyesal saja jauh dari kata cukup. Sepertinya belum jauh terlambat untuk kembali memperbaiki dan memproduktifkan diri. Melihat kiri dan kanan, semoga bisa menjadi sosok yang mewarnai dalam kebaikan. Kembali melihat kiri dan kanan, melihat banyak yang sudah jauh melesat ke depan, tetapi semoga tidak dijadikan standar sehingga memupuskan harapan. Namun dijadikan teman berkembang, teman belajar, teman berakselerasi, agar menjadi sebaik-baiknya insan ke depan. InsyaaAllah :)

Baiklah, sekian untuk hari ini. Alhamdulillah, masih Allah pinjamkan blog ini sebagai wadah berkeluh kesah, jari yang bisa berlari kesana sini mengejar tombol huruf, laptop yang patuh dan tidak banyak tingkah, wifi lancar yang dimanfaatkan untuk hal yang manfaat, dan banyak sekali nikmat yang dipinjamkan oleh-Nya. Alhamdulillah :)

Salam,
memosting setelah menulis tanpa membacanya kembali. Mungkin akan dibaca lagi beberapa bulan, atau tahun ke depan.

You May Also Like

0 comments