"Ud'uunii Astajib Lakum."
Mintalah pertolongan hanya kepadaKu, agar Aku tolong kalian.
Kata Allah begitu.
ALYA SUDAH MENGINJAKKAN KAKI DI AMERIKA GAES!!!!!
Negara yang tidak pernah ada di bucket-list sebelumnya. Negara yang dengan ngebayanginnya aja, bikin merinding mual-mual deg-degan. Negara yang berhasil me-lima belas kali lipatkan rupiah yang ada di kantong. Dan Alya bisa benar-benar kesana!
Akan Alya ajak kita semua bernostalgia.
oOo
Siang itu, perjalanan dari Bandung menuju Bandara Soetta terasa lancar-lancar saja. Walaupun jalanan padat (ya biasa, Bekasi macet), namun kami optimis akan tiba jauh lebih awal sebelum waktu boarding. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 16.07 WIB. Sudah tiga jam kami berada di perjalanan, hingga akhirnya aku bertanya untuk memastikan bahwa kita membawa dokumen penting yang akan dibutuhkan. Dan, unexpected things that actually expected will be happen, happened.
Defi ndak bawa passport ketika kita akan melaksanakan penerbangan internasional dan itu bikin heboh binti panik binti over thinking semua orang bahkan mang supir travelnya. Sebabnya remeh, soal asumsi. Dan awal dari perjalanan ini yang membuat kami (para cewe-cewe yang senantiasa suka 'merasa' ini) belajar untuk mengendalikan perasaan dan mandiri. Thanks God, kami punya teman-teman asrama yang sigap dan mau aja dimintai tolong. Akhirnya, passport aman menyusul (walaupun nyampenya mepet banget dengan waktu boarding) dan kami pun dapat hikmahnya. Ngomong-ngomong soal pasport, ada satu cerita optimis yang bikin aku kagum sendiri hingga hari ini. Tahun 2016 lalu, ketika aku lagi liburan di Aceh, keinginanku untuk membuat pasport besaaaar sekali, setelah pasport pertamaku sudah jatuh tempo ketika masih SMP dulu, aku gak memperpanjang masa berlakunya. Namun liburan kali itu aku keukeuh ingin balik ke Bandung dengan membawa pasport. Ketika mamak tanya, emang aku bakal butuh pasport untuk apa? Dengan lantangnya aku menjawab, "Pasti dibutuhin mak, selama kakak kuliah pasti kakak akan keluar negeri dan butuh pasport ini." Siapa sangka, ucapan sederhana itu dikabulkan oleh-Nya. Pelajaran untukku, agar membiasakan berkata yang baik-baik, agar sekaligus menjadi doa yang baik-baik pula.
Pukul 00.15 WIB, 15 September 2018, pesawat bergerak dan kami pun terbang meninggalkan tanah air. Penerbangan pertama Dias, Penerbangan Internasional pertama Defi, dan Penerbangan yang telah lama dinanti oleh Alya.
Bismillahi majreha wa mursaha, inna rabbi laghafuururrahim.
Pagi, pukul setengah sembilan waktu setempat kami tiba di bandara Beijing. Jadwal transit yang lamaa sangat membuat kami khatam mengelilingi Bandara seharian. Kami transit di Beijing Capital International Airport (BCIA). Menurutku pribadi, fasilitas yang ditawarkan oleh bandara ini cukup lengkap, bahkan fasilitas yang disediakan oleh maskapai Air China juga cukup memuaskan. Toko-toko di Bandaranya lumayan bisa dipakai untuk membunuh waktu transit belasan jam, namun satu hal yang cukup disayangkan, BCIA ga punya minimarket--atau di terminal lain ada kali ya?
Mempersingkat muqaddimah, berikut telah aku rangkum beberapa hal yang harus disiapkan jika suatu hari nanti akan berlibur di China atau sekedar transit panjang seperti kami.
welcome to China!!! |
Pertama, jika sudah memasuki wilayah China, jangan berharap bisa instagram-an, atau whatsapp-an, atau menggunakan berbagai aplikasi internasional lainnya. They blocked almost every international application. Jadi, satu-satunya cara untuk mengakses aplikasi yang di-block adalah dengan mengaktifkan VPN. Maka, poin pertama, jangan lupa install aplikasi VPN sebelum terbang ke China ya! Karena aku pakai android, jadi langsung aja ke playstore > search "VPN" > muncul berbagai Opsi VPN > Install. Aplikasi VPN yang aku pakai adalah 'Turbo VPN'. Well, dari semua aplikasi lain, Turbo VPN ini yang rating-nya paling tinggi, tapi setelah diaktivasi kadang suka ke-disconnect sendiri. Tapi kayanya itu faktor dari wi-fi bandara yang hilang-hilangan juga. Intinya, jangan lupa pasang aplikasi VPN-nya!
make sure to install the VPN or you'll be disconnected from the world :p |
Lalu fakta kedua, di BCIA itu ga ada makanan halalnya :(
Maksudnya, toko khusus yang label halalnya memang udah verified. Jadi, pastikan bawa bekal yang banyak, apalagi untuk yang bawa anak kecil yang gampang rewel kalo lapar. Bawa makanan instan kemasan yang tinggal seduh, seperti mie instan, bubur instan, oatmeal, dan sejenisnya. Jadi nanti tinggal seduh deh, air minum (panas-hangat-dingin-lengkap) bisa diambil di beberapa titik water fontain bandara. Pengalamanku sebelumnya yang ga bawa bekal apapun di jinjingan karena segala makanan dimasukin koper, kita makan siang di restoran thailand dan memesan menu TomYam seafood. Namun ternyata, di toko yang sama juga dijual menu pork dan tidak dipisah penyajian dan masaknya. Big mistakes!
Jadi, pastikan makanan kemasan ada di cabin luggage yap!
Lalu, fakta ketiga. You can take shower di BCIA :)
Kabar gembiraaa! Setelah penerbangan selama kurang lebih 8 jam dari Indo, kamu bisa pakai fasilitas Shower ini untuk menyegarkan badan. Apalagi transit panjang kaya kita sebelumnya --14 jam. Fasilitas showernya juga nyaman banget, karena disediain sabun, sampo, toilet untuk buang air terpisah, juga closet untuk pakaian. Jadi, serasa rumah sendiri udah! One thing, sediakan handuk kecil di cabin luggage supaya ga kebingungan ngelap pakai apa wkwk.
Fakta keempat. General fact, almost every international airport ga nyediain jet shower di toiletnya, jadi pakai tissue. And I cannot :)
So, make sure to bring empty bottles everywhere you go yaa.
Selanjutnya, you won't find Mushala di BCIA. Maka, prayer mat harap sedia di cabin luggage supaya ga kebingungan nyari alas shalat nantinya. Selanjutnya, mengenai kultur cewek Asia Tenggara kalau shalat biasanya pake mukena, tapi kalo kamu pake mukena lalu shalat di tengah-tengah bandara, maka saya yakin, kamu akan menarik perhatian orang berbagai rupa wkwk. So, make sure to wear proper cloth yang bisa dipakai shalat, untuk wudhu sendiri bisa di wastafel shower karena terpisah dari wastafel yang lain. Next, cari tempat sepi untuk shalat deh!
wherever you are, don't forget to pray~ |
Setelah seharian melanglang buana di bandara, akhirnya tibalah waktunya untuk melanjutkan perjalanan. Last trick, bawa air minum dari bandara sebelum naik pesawat, karena di pesawat minuman yang diberikan cukup minim, apalagi kalau kebutuhan minum kamu tinggi. Jangan sampai kamu kehausan dan dehidrasi hanya gara-gara ga cukup minum.
Semoga tips di atas bermanfaat, ya!
oOo
Sore itu, ruang tunggu BCIA yang mulai senggang. Sambil menunggu matahari terbenam, kita melingkar. Memang perkara niat itu harus terus-menerus diperbarui, agar tidak tersasar di tujuan. Dan, diperjalanan kita menuju Amerika ini, kita kembali harus mengingatkan diri kepada tujuan. Agar perjalanan wow ini selalu dalam ridha-Nya.
Maghrib in BCIA. Cantek kali weh pemandangannyaa! (kiri ke kanan: Alya, Teh Juan, Dias, Defi) |
Transit 14 jam di bandara terasa tidak cepat dan tidak lambat. Kami masih belum menentukan akan kemana selanjutnya setelah tiba di Amerika nanti. Penginapan belum dipesan, itinerary belum rinci dituliskan, uang di kantong juga sangat pas-pasan. Kami khawatir, kami panik. Maka, satu-satunya hal yang harus dilakukan jika merasa tidak tau kemana harus bertopang adalah dengan membagi keresahan, dan bersama-sama meminta petunjuk jalan kepada Allah. Sore itu, bagiku adalah titik balik. Sore itu, kita melingkar, dan menentukan komitmen selama (dan semoga sepulang dari) perjalanan. Sore itu, kita berikrar tidak ingin menjadikan perjalanan tersebut sia-sia dan bertekad menjadikan perjalanan ini perjalanan yang menambah iman. Sore itu, kami kembali berangkulan, menentukan amal yaumi apa yang harus selalu dikerjakan selama di perjalanan. Maka dhuha, tilawah, tahajjud, dzikir, harus menjadi pembiasaan. Dan malam itu, akhirnya kami benar-benar melanjutkan perjalanan, menuju John F. Kennedy International Airport, New York, USA.
Bantu doakan!
<3
0 comments